Tugas kelompok 1
PENDIDIKAN
BERDASARKAN SURAT Al-AlAQ DAN AT-TAUBAH
Disusun
Oleh:
Indria
Pretty Putri 1111020050
Ahmad
Ali 1111020088
Catur
Eva Wulandari 1111020058
Heri
Ardani 1111020035
Kelas/semester: PBA-B/Genap
Dosen: Akmansyah
![]() |
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN
BANDAR
LAMPUNG
2011/2012
A. Pendahuluan
1. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam surat at-Taubah
2. Mengetahui kandungan dalam surat al-Alaq
3. Mengetahui intisari yang terdapat dalam kedua surat tersebut
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kandungan yang terdapat dalam surat at-Taubah?
2. Apakah kandungan yang terdapat dalam surat al-Alaq?
3. Apa intisari dari kedua surat tersebut?
A. Pembahasan
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang
Mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan diantara mereka beberapa orang untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya”.
(QS. At-Taubah: 122)
Golongan:
Menjaga dirinya:
Orang-orang
Mu’min:
Untuk memperdalam pengetahuan mereka:
Pergi
(ke medan perang):
Ayat
ini berkenaan dengan kepergian mempelajari ilmu dan hukum-hukum ad-Din, atau
panggilan umum untuk berjihad surat ini termasuk surat Madaniyah karena turun
di Madinah pada saat peperangan.
Ayat
ini menunjukkan, bahwa jihad itu dapat dengan harta kekayaan, dapat pula dengan
jiwa. Barangsiapa mampu melakukan semuanya, maka wajib melakukannya. Tetapi
jika hanya mampu 1 diantara keduanya, maka yang ia mampui itulah yang wajib ia
lakukan. Pada masa pengaturan perang, kaum muslimin yang ahli dalam kemiliteran
wajib melatih bala tentara.
Allah swt telah menerangkan
faidahnya dalam firman-Nya:
Arttinya: “…….. karena demikian itu
lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui.” (QS. At-Taubah: 41)
Dalam ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa tidak perlu
semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan
oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam
masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi bertekun
menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama
itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang
lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat
ditingkatkan.
Orang-orang yang berjuang di bidang pengetahuan, oleh agama Islam disamakan
nilainya dengan orang-orang yang berjuang di medan perang. Dalam hal ini
Rasulullah saw. telah bersabda:
"Di hari kiamat kelak tinta
yang digunakan untuk menulis oleh para ulama akan ditimbang dengan darah para
syuhada (yang gugur di medan perang)".
Tugas ulama umat Islam adalah untuk
mempelajari agamanya, serta mengamalkannya dengan baik, kemudian menyampaikan
pengetahuan agama itu kepada yang belum mengetahuinya. Tugas-tugas tersebut
adalah merupakan tugas umat dan tugas setiap pribadi muslim sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuan masing-masing, karena Rasulullah saw. telah bersabda;
"Sampaikanlah olehmu (apa-apa yang telah kamu peroleh) daripadaku walaupun
hanya satu ayat Alquran".
Akan tetapi tentu saja tidak setiap orang Islam mendapat kesempatan untuk
bertekun menuntut dan mendalami ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu agama,
karena sebagiannya sibuk dengan tugas di medan perang, di ladang, di pabrik, di
toko dan sebagainya. Oleh sebab itu harus ada sebagian dari umat Islam yang
menggunakan waktu dan tenaganya untuk menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu
agama agar kemudian setelah mereka selesai dan kembali ke masyarakat, mereka
dapat menyebarkan ilmu tersebut, serta menjalankan dakwah Islam dengan cara
atau metode yang baik sehingga mencapai hasil yang lebih baik pula.
Apabila
umat Islam telah memahami ajaran-ajaran agamanya, dan telah mengerti hukum
halal dan haram, serta perintah dan larangan agama, tentulah mereka akan lebih
dapat menjaga diri dari kesesatan dan kemaksiatan, dapat melaksanakan perintah
agama dengan baik dan dapat menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian umat Islam
menjadi umat yang baik, sejahtera dunia dan akhirat.
Di samping itu perlu diingat, bahwa apabila umat Islam menghadapi peperangan
besar yang memerlukan tenaga manusia yang banyak, maka dalam hal ini seluruh
umat Islam harus dikerahkan untuk menghadapi musuh. Tetapi bila peperangan itu
sudah selesai, maka masing-masing harus kembali kepada tugas semula, kecuali
sejumlah orang yang diberi tugas khusus untuk menjaga keamanan dan ketertiban
dalam dinas kemiliteran dan kepolisian.
Oleh karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah untuk
mencerdaskan umat, maka tidaklah dapat dibenarkan bila ada orang-orang Islam
yang menuntut ilmu pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan
atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan
sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima
pengetahuan.
Orang-orang yang telah memiliki ilmu pengetahuan haruslah menjadi mercusuar
bagi umatnya. Ia harus menyebarluaskan ilmunya, dan membimbing orang lain agar
memiliki ilmu pengetahuan pula. Selain itu, ia sendiri juga harus mengamalkan
ilmunya agar menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang sekitarnya dalam
ketaatan menjalankan peraturan dan ajaran-ajaran agama. Dengan demikian dapat
diambil suatu pengertian, bahwa dalam bidang ilmu pengetahuan, setiap orang
mukmin mempunyai tiga macam kewajiban, yaitu: menuntut ilmu, mengamalkannya dan
mengajarkannya kepada orang lain.
Menurut pengertian yang tersurat dari ayat ini kewajiban
menuntut ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang
ilmu agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh
aspek dan mencerdaskan kehidupan mereka, dan tidak bertentangan dengan
norma-norma segi kehidupan manusia. Setiap ilmu pengetahuan yang berguna dan
dapat mencerdaskan kehidupan mereka dan tidak bertentangan dengan norma-norma
agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan bumi
ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah sarana
untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana yang diperlukan untuk
melaksanakan kewajiban adalah wajib pula hukumnya.
Dalam
hal ini, para ulama Islam telah menetapkan suatu kaidah yang berbunyi:
"Setiap sarana yang diperlukan
untuk melaksanakan yang wajib, maka ia wajib pula hukumnya".
Karena
pentingnya fungsi ilmu dan para sarjana, maka beberapa negara Islam membebaskan
para ulama (sarjana) dan mahasiswa pada perguruan agama dari wajib militer agar
pengajaran dan pengembangan ilmu senantiasa dapat berjalan dengan lancar,
kecuali bila negara sedang menghadapi bahaya besar yang harus dihadapi oleh
segala lapisan masyarakat.
ASBABUNUZUL SURAT AT-ATAUBAH AYAT
122
Tafsir Sebab turun Surah At Taubah 122
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan,
bahwa ketika diturunkan firman-Nya berikut ini, yaitu, "Jika kalian tidak
berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih."
(Q.S. At-Taubah 39). Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak
berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah badui (pedalaman) karena
sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya. Maka orang-orang munafik memberikan
komentarnya, "Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di
daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang-orang pedalaman itu."
Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan, "Tidak sepatutnya bagi
orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)." (Q.S.
At-Taubah 122).
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin
Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat
besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah saw. mengirimkan
pasukan perang, maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi
saw. di Madinah bersama dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman
Allah swt. yang paling atas tadi (yaitu surah At-Taubah ayat 122).
Surat al-Alaq: 1-5
Artinya: (1).
Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.
(2). Dian telah meenciptakan
manusia dari segumpal darah.
(3). Bacalah dan tuhan-mu lah
yang paling pemurah.
(4). Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam.
(5). Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Bacalah
Tuhanmu
maha pemurah
Allama/mengajarkan
Al-insanana/manusia
Prolog turunnya surat al-Alaq
Surat al- alaq ini termasuk
makkiyah karena turunnya di mekkah .Disebutkan
dalam hadits-hadits shahih, bahwa nabi saw. Mendatangi gua Hira (Hira adalah
nama sebuah gunung di Makkah) untuk bertujuan beribadah selama beberapa hari.
Beliau kembali kepada istrinya− Siti Khadijah−untuk mengambil bekal secukupnya.
Hingga pada suatu hari−di dalam gua−beliau dikejutkan oleh kedatangan malaikat
membawa wahyu Illahi. Malaikat berkata kepadanya, : “bacalah!” : beliau menjawab, “saya tidak bisa membaca”.
Perawi mengatakan, bahwa untuk kedua kalinya malaikat memegang nabi dan menekan-nekannya
hingga nabi kepayahan, dan setelah itu ddilepaskan. Malaikat berkata lagi
kepadanya “bacalah!”, nabi menjawab “saya tidak bisa membaca”. Perawi
mengatakan, bahwa untuk ketiga kalinya malaikat memegang nabi lalu menkan-nekannya
hingga nabi kepayahan. Setelah itu baru nabi mengucapkan apa yang diucapkan
oleh malaikat, yaitu surat al-Alaq ayat 1-5.
Para perawi haditrs mengatakan,
bahwa nabi saw. Kembali ke rumah Khadijah dalam keadaan gemetar seraya
mengatakan,, “selimutilah aku, selimutilah aku”. Kemudian mereka menenyelimuti
beliau hingga rasa takut beliaupun hilang, setelah itu beliau menceritakan
semuanya kepada Khadijah. Lalu beliau berkata, “aku merasa khawatir terhadap
diriku’. Khadijah menjawab,”jangan, bergembiralah! Demi Allah, sesungguhnya
Allah tidak akan membuatmu kecewa. Sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan
silaturrahmi, benar dalam berkata
menanggung beban, gemar menyuguhi tamu dan gemar menolong orang yang tertimpa
bencana” .
Kemudian Khadijah mengajak beliau menemui waraqoh ibnu Nauffal ibnu
‘Abdil-‘Uzza (anak paman khadijah). Beliau adalah pemeluk agama Nasrani di
zaman jahiliyyah, pandai menulis Arab dan menguasai bahasa Ibrani, serta pernah menulis Injil dalam bahasa Arab
dari bahasa aslinya, Ibrani. Beliau seorang
yang sudah lanjut usia, dan buta kedua matanya.
Khadijah
berkata kepadanya.”Hai anak paman! Dengarkanlah apa yang dikatakan anak
saudaramu ini”. Waraqah bertanya kepada nabi. “Wahai anak saudaraku, apakah
yang engkau saksikan?” kemudian nabi saw menceritakan apa yang dialaminya
kepadanya. Waraqah berkata, “Malaikat Namus (pakar ahli yang pandai) inilah
yang pernah dating kepada Nabi Isa. Jika saja aku masih kuat, dan jika saja aku
masih hidup tatkala kaummu mengusirmu”. Rasulullah saw bertanya, “Ya. Tidak
seorangpun membawa apa kau bawa ,melainkan ia akan di musuhi .jika aku masih
hidup di masa itu, aku akan menolongmu sekuat tenaga . Tetapi tidak lama
kemudian ia wafat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim.
Berdasarkan hadis yang lalu dapat
disimpulkan bahwa permulaan surah ini merupakan awal ayat-ayat Al-quran
diturunkan . Dan merupakan rahmat Allah pertama yang di turunkan kepada
hamba-hamba-Nya,serta khittab pertama
ynag ditujukan kepada Rosullullah saw.
1.Hikmah Allah dalam penciptaan manusia, dan
bagaimana Dia menciptakannya dari sel-sel yang amat kecil hingga menjadi manusia yang mampu menguasai dunia.
2. Dengan
kemurahan, keagungan dan kebaikan –Nya Dia mengajarkan kepadanya berbagai pengetahuan
,sehingga ia berkuasa atas makhluk bumi lainnya.
3. Penjelasan bahwa
manusia telah melupakan nikmat Allah yang melimpah kepadanya. Dan tatkala
merasa dirinya kaya menjadi keras , sombong dan takabur.
Kesimpulan
Oleh karena ayat ini telah
menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah untuk mencerdaskan umat, maka
tidaklah dapat dibenarkan bila ada orang-orang Islam yang menuntut ilmu
pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan
pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan
kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima pengetahuan
Daftar Pustaka
Mahmud Syaltut,1990, Tafsir Al-qur’anul Karim, Bandung: CV.
Diponegoro
Muhammad Musthafa Al-Maraghi, 1992, Tafsir Al-Maraghi,
Semarang: CV. Toha Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar