DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filsafat dan Filsafat Pendidikan
B. Kenutuhan
akan Filsafat Pendidikan
C. Peranana
Filsafat Pendidikan
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
1. Ajaran filsafat yang komprehensif
telah menempati
status yang tinggi dalamkehidupan
kebudayaan manusia, yakni sebagai ideology suatu bangsa dannegara.
2. Tujuan berfilsafat adalah membina manusia mempunyai akhlaq yang tertinggi.
3. Eksistensi suatu bangsa adalah eksistensi ideology dan filsafat hidupnya, makademi mewariskan eksistensi tersebut jalan yang efektif adalah melalui PENDIDIKAN.
4. Tidak berbeda dengan fungsi Filsafat pendidikan adalah suatu bimbingan ataupimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani danruhani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.
5. Pendidikan secara fundamental didasarkan atas asas-asas filosofis dan ilmiahuntuk menjamin tujuan pendidikan yaitu: meningkatkan perkembangan social budaya
bahkan martabat bangsa, kewibawaan, dan kejayaan negara
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu filsafat dan Filsafat Pendidikan Islam?
2. Bagaimana
hubungan Filsafat dengan Pendidikan?
3. Mengapa
filsafat merupakan sumber pendorong dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filsafat dan Filsafat Pendidikan
Filsafat
adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Filsafat
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik
baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan.
Ciri-ciri
berfikir filosfi :
- Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
- Berfikir secara sistematis.
- Menyusun suatu skema konsepsi, dan
- Menyeluruh.[1]
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi
dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah: Materialisme, yang berpendapat bahwa
kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak
mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi
yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan
dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi
aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia
batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat
yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung
kepada kemampuan minusia.
Manfaat
filsafat dalam kehidupan adalah :
- Sebagai dasar dalam bertindak.
- Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
- Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
- Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
Beberapa
aliran filsafat pendidikan;
- Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
- Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
- Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
- Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam keBudayaan. [2]
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai
oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela
pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang
sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada realisme, pengetahuan
terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu
kesatuan.
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan
keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah
kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme,
kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme
berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat
manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang
baik.
Beberapa
pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
- Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
- Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
- Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas) .
B. Kebutuhan
Akan Filsafat Pendidikan
Tujuan
proses perkembangan itu secara alamiah adalah kedewasaan, sebab potensi manusia
yang paling alamiah adalah bertumbuh menuju tingkat kedewanaan, kematangan.
Potensi ini akan dapat terwujud apabila prakondisi almiah dan sosial manusia
bersangkutan memungkinkan untuk perkembangan tersebut, misalnya iklim, makanan,
kesehatan, dan keamanan, relatif sesuai dengan kebutuhan manusia. Kedewasaan
yang bagaimanakah yang diinginkan dicapai oleh manusia, apakah kedewasaan
biologis-jasmaniah, atau rohaniah (pikir, rasa, dan karsa), atau moral
(tanggung jawab dan kesadaran normatif), atau kesemuanya.
Persoalan
ini adalah persoalan yang amat mendasar, yang berkaitan langsung dengan sisitem
nilai dan standar normatis sebuah masyarakat (Noor, 196). Cara kerja dan hasil
filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan
manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu dari aspek kehidupan tersebut,
karena hanya manusialah yang dapat melaksanakan dan menerima pendidikan.[3]
Oleh
karena itu pendidikan memerlukan filsafat. Karena masalah-masalah pendidikan
tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan, yang hanya terbatas pada
pengalaman. Dalam pendidikan akan uncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih
dalam, dan lebih kompleks, yang tidak terbatasi oleh pengalmaan maupun fakta
faktual, dan tidak memeungkinkan untuk dijangkau oleh ilmu. Seorang guru, baik
sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat
dan filsafat pendidikan.
Hubungan antar filsafat dengan pendidikan adalah,
filsafat menelaah suatu realitas dengan luas dan menyeluruh, sesuai dengan
karateristik filsafay yang radikal, sistematis, dan menyeluruh. Konsep tentang
dunia dan tujuan hidup manusia yang merupakan hasil dari studi filsafat, akan
menjadi landasan dalam menyusun tujuan pendidikan. Nantinya bangun sistem
pendidikan dan praktek pendidikan akan dilaksanaka berorientasi kepada tujuan
pendidikan ini. Brubacher (1950) (Sadulloh, 2003) mengemukakan hubungan antar
filsafat dengan filsafat pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya melahirkan ilmu
atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Bahkan
Jhon Dewey berpendapat bahwa filsafat adalah teori umum pendidikan
Filsafat pendidikan tidak hanya terbatas pada fakta
faktual, tetapi filsafat pendidikan harus sampai pada penyelasian tuntas
tentang baik dan buruk, tentang persyaratan hidup sempurna, tentang bentuk
kehidupan individual maupun kehidupan sosial yang baik dan sempurna. Ini
berarti pendidikan adalah pendidikan adalah pelaksanaan dari ide-ide filsafat.
Dengan kata lain filsafat memberikan asas kepastian bagi nilai peranan
pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas penyelengaraan pendidikan. Jadi
peranan filsafat pendidikan merupakan sumber pendorong adanya pendidikan.
C. Peranan
Filsafat Pendidikan
Tujuan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran
yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna
mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan..
Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi
ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan
diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan
menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula
Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap
data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat
disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan
berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik). Filsafat, juga berfungsi memberikan
arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai
relevansi dengan kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan
pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang
juga berkembang dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Hubungan antar filsafat dengan pendidikan adalah, filsafat menelaah
suatu realitas dengan luas dan menyeluruh, sesuai dengan karateristik filsafay
yang radikal, sistematis, dan menyeluruh. filsafat memberikan asas kepastian
bagi nilai peranan pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas penyelengaraan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kneller, George F. 1971. Introduction
to the Philosophy of Education. John Willey Sons Inc, New York..
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan
Bermutu. Balai Pustaka, Jakarta.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan
Masa Depan. PT Bayu Indra Grafika, Yogyakarta, Pengantar Filsafat
Pendidikan
Uyoh Sadulloh, M.Pd.ALFABETA
Bandung (2007)Oleh Yusufhadi MiarsoMakalah
disampaikan dalam
Seminar Penelitian IBII, Jakarta 24 Mei 2005