Sabtu, 19 November 2011

Surat Cinta Untuk Rosul

Goresan Pena Untuk Kekasihku
ya Rasulullah



Pagi ini menjelang fajar di sepertiga malam, aku bersimpuh dalam sujud panjang keharibaan Rabb kita
kuhempaskan semua tangis dan air mataku tak tertahankan, dalam rindu mendendam harapan bertemu dengan kau, ya Rasulullah
tapi siapa aku...?? pantaskah aku...??
ya Habibie, aku hanyalah manusia biasa yang berharap agar pantas menjadi umatmu yang mendapat syafaat,
dalam tiap sholat dan sholawat aku berdo'a pada Rabb kita, agar Dia mengizinkan aku bertemu denganmu wahai makhluk Allah yang mulia....
aku mencintaimu ya Rasulullah....
aku hanya manusia penuh cela dan dosa. ya Rabbi... akankah semua dosa dan hina ini pantas kau beri ampunan agar aku bisa bertemu junjunganku.
aku ingin bercerita padanya tentang taubatku, aku ingin mengisahkan betapa terjalnya jalan yang kami lalui
aku ingin...... aku ingin..... aku ingin.....
betapa aku ingin meski sekejap berada didekatnya, mengecup tangannya dan mengucapkan betapa bersyukur kepada Engkau ya Allah yang telah mengizinkan hamba manusia hina untuk mendapat semua anugerah itu....
ya Rasulullah, jalan yang kau serukan ini sangat sulit dilalui
dengan himpitan di kanan-kiri, dengan semak belukar yang menghalangi tapi ya habibie, aku takkan pernah menyerah dari jalan dakwah. meski tak terhitung deras air mata yang mengalir, tak tertampung pedihnya darah yang menetes...
aku takkan pernah menyerah meski semua yang kuberikan takkan berarti apa-apa dibanding perjuanganmu ya Rasulullah...
lihatlah umatmu di masa kini...
berlomba-lomba dalam halaqah yang berbeda, memecah belah agama hanya karena hal sepele
ya Rasulullah, aku mengerti bagaimana akhir hayatmu dipenuhi tangis kekhawatiran akan kami. wahai kekasih, inilah kami...
umat islam akhir zaman, tak berkualitas apa-apa, tak punya apa-apa. kami tak lakukan apa-apa ketika darah saudara seiman kami mengalir bagai sungai di ujung benua sana..
kami tak mampu membela ketika nyawa saudara seiman kami dibantai semena-mena, dan kami hanya mampu menangis sesak ketika tubuh bocah mungil penuh darah muncul ditelevisi....
dengan semua teknologi yang katanya mutakhir ini.
ya Rasulullah...
umat Islam tak punya kekuatan apapun, atau takut mengeluarkan kekuatan apapun untuk membela saudaranya, padahal jelas engkau pernah berkata wahai kekasihku.
bahwa nyawa satu orang beriman lebih berharga dari tanah suci manapun di bumi Allah ini.
itulah Rasulullah, semua kisah yang pasti engkau telah tahu, yang kau tangisi menjelang kepergianmu..
ya Rasulullah junjunganku, akankah kejayaan Dienullah akan kembali?
di mana takkan ada lagi yang berani semena-mena pada umatmu
tak ada lagi darah orang mukmin yang mengalir
tak ada lagi tanah suci umat Islam yang diinjak-injak
ya Habibie...
shalawatku kepadamu, dakwah kami dibumi meneruskan perjuanganmu dengan sepenuh hati dan segenap jiwa ragaku untuk menegakkan kalimah Illahi...
hingga kelak semoga Allah memberikan anugerah melepaskan rindu bertemu engkau dan mendapat syafaatmu wahai kekasih....



Haru Biru Penuh Rindu dan Air Mata
Umatmu Akhir Zaman




by: indria pretty putri
(andien al-Firdausy)